Rabu, 30 Maret 2016

FUNGSI PERIBAHASA DAN PEPATAH GAYO

Peribahasa dan Pepatah Gayo pada umumnya berisi nasehat, yang berupa anjuran, ajakan, perintah, sindiran atau larangan dalam usaha pembinaan ketaatan beragama, persatuan dan kesatuan, adat istiadat, pendidikan, sikap hidup, dan perwatakan dalam upaya mewujudkan masyarakat yang baik dan sejahtera.
Sebagai ungkapan, nasehat dengan bahasa berkias dalam bentuk peribahasa dan pepatah itu biasanya lebih memberikan hasil daripada berupa kata biasa yang disampaikan secara terus terang. Dengan cara seperti itu dan karena sifat ungkapan yang sangat umum itu, yang dinasehati tidak merasa bahwa digurui sehingga ia tidak tersinggung. Misalnya, kepada orang yang boros supaya berhemat dikatakan Hemat Jimet Tengah Ara, Inget-Inget Sebelum Kona. Maksudnya ialah penghasilan seseorang selalu ada pasang surutnya. Kadang-kadang penghasilan itu banyak diperoleh dan adakalanya sedikit, bahkan kadang-kadang sama sekali tidak ada. Peribahasa dan pepatah itu menasehai orang apabila penghasilan sedang tak ada barulah uang simpanan digunakan.

Kemajuan dan kemunduran suatu kelompok atau suatu bangsa ditentukan oleh kualitas kebersamaan mereka dalam kesatuan dan persatuannya. Penggalangan persatuan dan kesatuan itu merupakan syarat mutlak untuk mewujudkan masyarakat sejahtera. Nasehat untuk itu dalam peribahasa dan pepatah Gayo adalah Beloh Sara Loloten, Mewen Sara Tamunen. Searah dalam bepergian dan searah pula dalam tujuan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar