Peribahasa dan Pepatah Gayo pada umumnya
berisi nasehat, yang berupa anjuran, ajakan, perintah, sindiran atau larangan
dalam usaha pembinaan ketaatan beragama, persatuan dan kesatuan, adat istiadat,
pendidikan, sikap hidup, dan perwatakan dalam upaya mewujudkan masyarakat yang
baik dan sejahtera.
Sebagai ungkapan, nasehat dengan bahasa
berkias dalam bentuk peribahasa dan pepatah itu biasanya lebih memberikan hasil
daripada berupa kata biasa yang disampaikan secara terus terang. Dengan cara
seperti itu dan karena sifat ungkapan yang sangat umum itu, yang dinasehati
tidak merasa bahwa digurui sehingga ia tidak tersinggung. Misalnya, kepada
orang yang boros supaya berhemat dikatakan Hemat
Jimet Tengah Ara, Inget-Inget Sebelum Kona. Maksudnya ialah penghasilan
seseorang selalu ada pasang surutnya. Kadang-kadang penghasilan itu banyak
diperoleh dan adakalanya sedikit, bahkan kadang-kadang sama sekali tidak ada.
Peribahasa dan pepatah itu menasehai orang apabila penghasilan sedang tak ada
barulah uang simpanan digunakan.
Kemajuan dan kemunduran suatu kelompok
atau suatu bangsa ditentukan oleh kualitas kebersamaan mereka dalam kesatuan
dan persatuannya. Penggalangan persatuan dan kesatuan itu merupakan syarat
mutlak untuk mewujudkan masyarakat sejahtera. Nasehat untuk itu dalam
peribahasa dan pepatah Gayo adalah Beloh
Sara Loloten, Mewen Sara Tamunen. Searah dalam bepergian dan searah pula
dalam tujuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar