Didong adalah kesenian tradisional atau tradisi
lisan yang merupakan kofigurasi seni suara, seni sastra dan seni tari yang
berasal dari daerah Dataran Tinggi Gayo. Kesenian ini merupakan kesenian yang
dipertandingkan antara dua grup yang mewakili satu KLEN (clan), kampung, kecamatan, bahkan secara terselubung
mewakili satu “Paroh-Masyarakat).
Pertandingan ini biasanya digelar pada
malam hari dan semalam suntuk. Kedua grup tampil bergantian, masing-masing
selama setengah jam dalam satu ronde. Ronde-ronde itu diisi oleh masing-masing
grup yang menembangkan lirik-lirik puisi dengan melodi-melodi diiringi
gerak-gerak tertentu. Lirik-lirik dan melodi itu dilantunkan oleh duet atau
trio seniman yang disebut Ceh tadi
yang suaranya merdu, diiringi oleh gerakan-gerakan yang serasi oleh para
pengiring. Fungsi didong antara lain:
1. Untuk
mengisi kebutuhan akan ungkapan-ungkapan estetika, keindahan dan hiburan.
2. Untuk
mempertahankan struktur social.
3. Pelestarian
sistem budaya dalam meningkatkan nilai-nilai budaya dan norma-norma yang menata
kehidupan masyarakat Gayo.
4. Aspek
ekonomi untuk menutupi kekurangan dalam mencari dana untuk pembangunan di
daerah.
5. Menjadi
sarana kontrol sosial.
6. Sebagai
penerangan yang efektif dalam masyarakat Gayo.
Berikut ini adalah cuplikan syair Didong sebagai
karya sastra ciptaan To’et (salah seorang seniman Didong)…..
RENGGALI
Wahai Renggali…
yang harum harum harum mewangi…
renggali ini si tajuk hias…
ini lagu baru dekat tengah malam…
yang harum harum harum mewangi…
renggali ini si tajuk hias…
ini lagu baru dekat tengah malam…
Wahai renggali…
Yang harum harum harum mewangi…
ceh sekarang semakin banyak…
tetapi lagunya banyak tak mengena…
yang membeli kendaraan semakin banyak…
tetapi minyaknya semakin menyala…
Yang harum harum harum mewangi…
ceh sekarang semakin banyak…
tetapi lagunya banyak tak mengena…
yang membeli kendaraan semakin banyak…
tetapi minyaknya semakin menyala…
Wahai Renggali…
yang harum harum harum mewangi…
renggali ini si tajuk hias…
ini laguku bukan harta pinjam…
benih sawah semakin banyak…
tapi zakatnya semakin berkurang…
yang harum harum harum mewangi…
renggali ini si tajuk hias…
ini laguku bukan harta pinjam…
benih sawah semakin banyak…
tapi zakatnya semakin berkurang…
(terjemahan dari bahasa Gayo oleh L. K. ARA)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar